Sejak akhir Desember lalu, virus corona menjadi wabah di negara China.
Virus ini pun dengan cepat menyebar ke berbagai negara. Segala upaya dilakukan pemerintah China untuk mencegah penyebaran wabah virus tersebut.
Salah satu cara yang dilakukan China adalah dengan membangun rumah sakit khusus pasien virus corona. Hebatnya, China membangun rumah sakit itu dalam waktu singkat, yakni 10 hari saja.
Namun, siapa sangka, salah satu arsitek yang ikut membangun rumah sakit Houshenshan lahir dari Indonesia. Arsitek tersebut bernama Profesor Huang Xiqiu. Kepastian ini didapat setelah pihak Kementerian Luar Negeri China memberikan keterangan mengenai latar belakang sang arsitek.
Baca Juga: Prefabrikasi Sempurna untuk Membangun Rumah Sakit Darurat
Lebih lanjut, pihak Kementerian Luar Negeri China juga menerangkan, Profesor Huang pun ikut berkontribusi dalam pembangunan rumah sakit darurat, ketika wabah SARS merebak di China pada tahun 2003.
Dari berbagai sumber disebutkan, Profeser Huang lahir di Jember, Jawa Timur pada tahun 1941. Huang kecil kala itu, menempuh Pendidikan sekolah dasar di Chung Hua School, Jember, Jawa Timur.
Setelah menyelesaikan pendidikan di sekolah dasar, Huang lalu melanjutkan sekolah menengah atas atau SMA di Kota Surabaya, Jawa Timur. Setelah tamat SMA, Huang lalu pergi ke China untuk melanjutkan jenjang pendidikan lebih tinggi, dan sekarang dikenal sebagai seorang arsitek.
Kabarnya, ketika bersekolah pada jenjang SMP atau di Chung Hua Scool, arsitek Indonesia ini dikenal sebagai murid yang cerdas dan pernah menjadi ketua asosiasi murid atau sekarang kita mengenalnya sebagai ketua OSIS. Selain itu, pada tahun 2010, Huang pernah berkunjung ke sekolah masa kecilnya Chung Hua School untuk melakukan reuni.
Mengenal Rumah Sakit Houshenshan yang Dibangun Memakai Sistem Prefabrikasi
Seperti sudah dijelaskan, Rumah Sakit Houshenshan yang diarsiteki oleh Profesor Huang Xiqiu merupakan rumah sakit darurat yang dibangun sangat cepat. 10 Hari adalah waktu yang dibutuhkan untuk membangun rumah sakit tersebut, tepatnya pada 25 Januari 2020 hingga 2 Februari 2020.
Cepatnya rumah sakit tersebut berdiri, lantaran teknik yang dipakai untuk membangun menggunakan sistem Prefabrikasi atau modular. Sistem ini menjadikan waktu produksi bangunan sangat cepat, karena bangunan yang dibutuhkan dirakit terlebih dahulu, setelah bangunan atau modul jadi, lalu dibawa ke lokasi tempat bangunan akan dibuat.
Sistem ini memungkinkan komponen struktur bangunan dibuat di tempat berbeda dengan lokasi bangunan akan berdiri. Sehingga, setelah material bangunan selesai, bangunan tersebut akan diangkut menuju tempat proyek.
Maka dari itu, Rumah Sakit Houshenshan dibangun sangat cepat. Sebab sistem Prafebrikasi memungkinkan hal tersebut. Kabarnya, kamar-kamar dari rumah sakit darurat tersebut merupakan rakit pabrik, setelah selesai diangkut memakai truk untuk menjadi konstruksi utama rumah sakit.
Tidak main-main, Houshenshan menyediakan 1000 ranjang pasien.
Dalam proses pembangunannya, media pemerintah China menyediakan layanan tayangan langsung untuk bisa melihat proses pembangunan Rumah Sakit Houshenshan. Ketika Houshenshan dipakai, sekira 1400 dokter militer bertugas dan membantu penyembuhan pasien virus corona.
Selain itu, pembangunan dari rumah sakit ini sangat menyedot perhatian dunia karena proses pembangunannya sangat cepat. Normalnya, sebuah bangunan membutuhkan waktu hingga bulanan, akan tetapi Rumah Sakit Houshenshan hanya dalam hitungan hari.
Baca Juga: Potensi Penggunaan Sistem Prefabrikasi di Lokasi Bencana
Memiliki rencana untuk menggunakan bahan prefabrikasi untuk bangunan? Rencanakan pembangunan Anda bersama Sanwa Prefabrikasi. Hubungi kami di sini.